Minggu, 25 Desember 2016

RESUME SMART TECHNOLOGIES IN A TECHNOLOGY CLASSROOM

TUGAS 2
      RESUME SMART TECHNOLOGIES IN A TECHNOLOGY CLASSROOM


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Statistik Pendidikan dan Komputer
Dosen Pengampu : Prof. Dr.Budi Murtiyasa




                                                                                                                



Disusun oleh :
                                     Nama   :   Tasmun
                                     NIM     :   Q 100160120
                                     Kelas    :   1C


          
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA



             UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
            2016


I. RESUME SMART TECHNOLOGIES IN A TECHNOLOGY CLASSROOM
1.      Apakah itu Smart Classroom?
Menurut Wong (2008) smart classroom terkadang mengacu pada kelas yang berbasis teknologi terbaru. Proses pembelajarannya menggunakan akses internet, DVD player, VCR, kamera dan proyektor. Sebelumya smart classroom, hanya menggunakan proyektor. Saat ini smart classroom .mengacu ada atau tidaknya kelas yang dilengkapi dengan smart board dan smart notebook yang di desain oleh Smart. Smart Board penggunaannya dapat disentuh oleh jari dan bolpoin interactive. Bolpoin interactive menggunakan tulisan digital pada layar, dimana penggunaannya lebih mudah disimpan dan dihapus hanya dalam beberapa waktu menit.
Smart Notebook juga dapat menangkap dengan mudah (copy paste) dan teks serta gambar yang bergerak dalam presentasi. Meskipun Microsoft Power Point juga dapat melakukan hal yang sama, Notebook lebih efisien dan mudah dalam proses kegiatan belajar mengajar terutama dalam pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan.
Menurut Mott 2010, perbedaan utama IWB dengan authoring software serta perangkat lainnya adalah perangkat IWB lebih mudah penggunaannya. Siswa dapat keluar dari kursinya dan langsung dapat mengoperasikan IWB dengan memainkan audio, video atau tipe lainnya.
2.Keingintahuan Siswa dan Pengaruhnya Terhadap Belajar Siswa
        Menurut Arnone, 2011 hal 184, Jika orangtua dan para pendidik tidak memahami aturan dalam lingkungan belajar baik formal ataupun informal, bagaimana mereka dapat, meningkatkan keingintahuan mengembangkan potensi pengalaman belajar dibandingkan dengan mengalihkan siswa dalam proses belajar?

      Menurut Arnone, keinginan berinisiatif untuk reaksi dan resolusi (Puas atau tidak puas).
      Jika siswa puas akan proses pembelajaran maka hal itu dapat menigkatkan minat siswa.
      Arnone berpendapat bahwa rasa ingin tahu dipengaruhi faktor individu, situasional dan
      faktor kontekstual. Contoh faktor individu adalah adalah peserta didik memiliki motivasi,
      kompetensi, dan perbedaan perkembangan kemapuan kognitif. Faktor situasional yang  
      mempengaruhi rasa ingin tahu seperti factor individu, kecendeungan emosi dll. Faktor
      Kontekstual  adalah "setting" faktor-faktor seperti kelas, atau lingkungan belajar online
      yang akan mempengaruhi rasa ingin tahu dalam proses belajar.
3.Bagaimana Perilaku Siswa dalam Belajar
Menurut Arnone penelitian menunjukkan keragamanan pertanyaan mengenai keingintahuan dan tahapan mengenai keterlibatan siswa dalam belajar dan pemahaman siswa dalam belajar. Sebagai pendidik salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah berusaha mengajarkan siswa ke pemikiran yang lebih tinggi dan mengaplikasikan pengetahuan untuk menciptakan pengetahuan dan mengevaluasi isi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan terus menantang kemampuan mereka.
Keterlibatan siswa dibagi dalam tiga bentuk yaitu; partisipatif, afektif dan kognitif. Sebagai contoh keterlibatan partisipatif akan berdampak pada tercapainya tujuan (oleh orang tua atau guru), tapi hanya sedikit berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam belajar. Keterlibatan afektif terjadi karena siwa menemukan belajar menjadi menyenangkan. Kegiatan dan permainan adalah usaha untuk membuat belajar lebih menyenangkan bagi siswa dan sebagai contoh keterlibatan afektif. Menurut Arnone (2011) sebuah keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah ketika siswa terlibat langsung dalam proses belajar. Arnone berpendapat bahwa untuk memahami dampak teknologi terhadap pembelajaran siswa, kita harus benar-benar memahami peraturan pengelolaan keingintahuan siswa. Karena keingintahuan siswa hanya dapat diukur dengan evaluasi dampak pembelajaran. Arnone (p. 191) menyatakan bahwa satu keingintahuan yang timbul dan ketertarikan yang tumbuh, tentunya hal ini dapat membantu siswa untuk focus dalam tujuan pembelajaran.
4.Teknologi Cerdas dan Proses Belajar Siswa
        Wong (2008) berpendapat bahwa pembelajaran yang paing bagus adalah ketika siswa melakukan interkasi dengan yang lain (guru dan siswa), dan ketika teknologi dapat mendorong lebih untuk berintekraksi. Selain Itu Ruuttman (2011) menyatakan bahwa: kecepatan siswa dalam proses belajar tidak terlepas dari instruksi guru. Oleh karena itu posisi guru tidak dapat digantikan oleh teknologi, akan tetapi jika teknologi informasi yang diterima oleh siswa benar maka kemampuan belajar siswa meningkat. Smart Technologies juga mengklaim bahwa dengan adanya Smart Technologies membantu siswa dan guru dengan menghemat waktu mengorganisir informasi visual melalui fitur manipulasi. Teknologi ini juga membantu "menciptakan makna, membuat koneksi, dan mengembangkan pemahaman" (Smart Technologies). Giles (2011) juga mengklaim Smart Technologies sebagai jembatan perbedaan diantara gaya belajar, kompetensi siswa, pengetahuan yang unggul, dan tingkat ketertarikan siswa pada setiap level siswa. Pada bagian ini dapat dijelaskan faktanya ada relevansi antara siswa dengan kemajuan teknologi. Siswa melihat penggunaan yang relevan berdasarkan alat digital, konten dan sumber daya sebagai kunci untuk mengembangkan produktivitas belajar siswa. (Arnone, 2011, p. 193).

5.Investasi pada Smart Technologies
              Menurut Ertan (2011, p. 26) beberapa teori pembelajaran menegaskan bahwa alat teknologi memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran, dimana penyampaian teori yang disampaikan oleh para guru tidak akan mencapai tujuan, mengarahkan individu siswa untuk dapat menganalisa dan mensistensisnya. Oleh karena itu berdasarkan argumen tersebut, menggunakan teknologi yang usang menurunkan motivasi, minat, sikap dan kemampuan siswa dalam belajar. Namun teori Ertan ini bertentangan dengan Alessi (2001, p. 5) bahwa ratusan studi penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa menggunakan komputer untuk mengajar lebih baik daripada menggunakan buku, guru, film, atau lainnya metode tradisional lebih. Secara keseluruhan, ulasan penelitian tentang efek pembelajaran berbasis komputer diklaim kecil
6.Teori, Filosofi, dan Teknik Desain Direkomendasikan
        Menurut Alessi (2001, p.37) hasil dari pendidikan dan pelatihan harus mencakup lebih dari sekedar prestasi belajar siswa. Mereka harus mencakup kepuasan peserta didik, harga diri, kreativitas, dan nilai sosial. Jika siswa tidak mengambil kesenangan dalam belajar, mereka kemungkinan tidak mungkin mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu penting bahwa sistem pendidikan meng-upgrade dan berinvestasi dalam teknologi modern yang akan lebih mengembangkan rasa ingin tahu, minat, motivasi, dan partisipasi siswa.

7.Desain Teknologi Baru
        Menurut Alessi (2001) bahwa untuk menciptakan model dalam mengembangkan multimedia interaktif memiliki 3 tiga ciri yaitu (standar, evaluasi berkelanjutan, dan manajemen proyek) dan tiga tahapan (Perencanaan, desain, dan pengembangan).
Oleh karena itu evaluasi dalam pendidikan harus dilaksanakan. Penilaian langsung dan umpan balik merupakan elemen penting untuk meningkatkan keberhasilan siswa untuk mencapai standar. Menurut Ertan (2011) teori kecerdasan ganda menekankan bahwa individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda dan bahwa setiap orang belajar denganmemiliki cara yang berbeda dan kecepatan belajar yang berbeda. Salah satu dari banyak argumen bagaimana menggunakan smart technologies bertujuan membantu cara belajar siswa dengan keragamannya. Menurut Alessi (2001, p. 24)Smart Technologies dapat menumbuhkan gaya belajar yang memungkinkan orang untuk belajar tidak hanya dengan mengamati dan mendengarkan, tetapi melakukan. Smart Technologies membantu gaya belajar visual, auditori, membaca/menulis, dan kinestetik. Untuk membuat pemebelajaran lebih efektif menurut Bonk dan Zhank, dipecah menjadi empat tahap yaitu pertama melibatkan siswa dengan pengalaman pemebelajaran. Kedua siswa merefleksikan pengalaman belajar melalui keaktifan dalam mendengar dan menagamati. Ketiga, menciptakan ide-ide dan akhirnya menyimpulkan suatu masalah melalui pengalaman belajar. Guru juga disarankan agar guru memberikan banyak contoh dan harus menggunakan stimulus visual seperti grafik, dan gambar bersama dengan teks guna membantu siswa belajar.
        Kami memahami cara belajar siswa dapat melalui melalui berbagai cara (melihat, mendengar, mencerminkan, berkolaborasi, simulasi, penalaran, visualisasi, dll). Diharapkan metode pengajaran harus bervariasi melalui metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan aplikasi (Ruutmann, 2011). "Seorang guru atau bahan ajar yang sukses harus beradaptasi dengan kebutuhan peserta didik, bidang studi, dan situasi yang berbeda " (Alessi, 2001 p. 40). Terlalu sering "program pendidikan guru tidak cukup mempersiapkan guru untuk menanamkan teknologi ke dalam kelas mereka setelah lulus" (Mott, 2010). Ini adalah peran pendidik untuk meningkatkan pembelajaran melalui teknologi baru yang membantu mengembangkan pembelajaran aktif, kolaborasi, dan keterampilan dalam pemecahan masalah (Mott, 2010).


II.PENDAPAT MENGENAI SMART TECHNOLOGIES DAN DATA-DATA   EMPIRIK YANG ADA DI LINGKUNGAN SD NEGERI KLECO 2 SURAKARTA.

        Smart Technologies jika diterapkan secara benar maka banyak keuntungan yang didapatkan dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih tertarik, guru menjadi lebih kreatif untuk inovasi pembelajaran, dan siswa akan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran. Jika semua ini bisa diterapkan maka prestasi belajar siswa akan meningkat dan membuat peserta didik mendapatkan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan betah untuk belajar di sekolah.
         Namun di sekolah kami belum mampu  menerapkan smart technologies secara keseluruhan, tapi hanya sebagian dan dalam proses untuk  pemanfaatan IT secara maksimal yang digunakan pada proses pembelajaran di sekolah. Di samping sumber daya gurunya yang sebagian besar masih lemah dalam penguasaan IT , tetapi juga sarana dan prasarana untuk pemenuhan smart technologies yang belum lengkap dikarenakan terbatasnya dana yang dimiliki sekolah.  Sehingga hanya ada beberapa bentuk penggunaan pembelajaran berbasis media komputer. Sedangkan metode-metode lain yang dikembangkan guru adalah mengakomodir pemanfaatan teknologi berupa tanya jawab, diskusi, dan kelas survey. Selanjutnya kami sajikan proses pembelajaran yang ada  di SD Negeri Kleco 2 Surakarta berkaitan dengan smart technologies .       
1.Penggunaan Multimedia Presentasi.
          Penggunaan media untuk presentasi yang digunakan guru untuk menjelaskan materi     pembelajaran belum memadai. Belum semua kelas terpasang LCD Proyektor sehingga tidak     semua  siswa bisa mendapatkan pembelajaran melalui media tersebut yang merupakan     sebagian media yang harus ada dalam smart technologies. Program yang dilakukan sekolah    adalah pengadaan LCD Proyektor tiap kelas melalui dana BOS yang merupakan sumber dana    satu-satunya yang dimiliki oleh SD Negeri Kleco 2 sebagai sekolah negeri. Hal ini menjadi    salah satu prioritas disebabkan pentingnya penggunaan media tersebut.
          Multimedia ini digunakan untuk menjelaskan materi yang sifatnya teoritis untuk pembelajaran klasikal, mempunyai jangkauan pancar yang cukup besar, dan mampu menggabungkan berbagai aspek media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound dalam satu penyajian sehingga mampu mengakomodasi sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
2.CD Multimedia Interaktif
        Penggunaan CD interaktif terutama digunakan untuk penguasaan komputer dan pengetahuan lain yang berhubungan  tentang penguasaan bahasa. Selain itu digunakan untuk menjelaskan materi tentang suatu proses atau suatu percobaan. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI). Untuk Computer Assisted Instructuion (CAI) penggunaannya lebih pada pembelajaran bahasa asing. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.
3.Video Pembelajaran.

Selain CD interaktif, video termasuk media yang  digunakan untuk pembelajaran di SD Negeri Kleco 2 Surakarta. Ketika ada materi pelajaran tentang terjadinya sesuatu atau percobaan, maka digunakan video pembelajaran dengan cd interaktif tersebut. Siswa melihat, mengamati tentang terjadinya sesuatu (contoh : proses pernafasan di tubuh kita, proses terjadinya penyerbukan dll) sedangkan jika percobaan maka siswa mengamati dan ikut mempraktekkan cara kerja sesuai dengan video tersebut.  Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Sehingga siswa bisa interaktif dalam pembelajaran.
4.Internet
           Penggunaan jaringan internet masih dalam batas-batas tertentu yaitu memberikan tugas kepada siswa tentang materi yang tidak ada dalam buku paket, untuk mencari jawaban lewat internet di sekolah baik secara individu maupun kelompok. Kemudian hasilnya dibahas dan dipresesentasikan di depan kelas. Ke depan jika sarana dan prasarana telah memadai dan sebagian atau siswa telah mempunyai kelengkapan IT di rumah dimungkinkan tugas  diberikan lewat email dan jawaban juga dikirim melalui email. Hal ini sangat penting untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran anak secara mandiri, sehingga siswa dapat mengakses secara online segala sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran atau kepentingan lain sesuai dengan kebutuhannya.
        Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk. belajar secara mandiri. Dapat saling berkomunikasi ,berdiskusi dan bekerjasama melalui email masing-masing. Maka pemanfaatan internet untuk proses pembelajaran  di SD Negeri Kleco 2 Surakarta akan ditingkatkan sesuai dengan kondisi yang ada, baik peserta didik ,guru, maupun sekolah sebagai lembaga yang berperan utama dalam pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar